Bagi masyarakat sekarang, IPTEK sudah merupakan suatu religion. Pengembangan IPTEK dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja IPTEK sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. IPTEK diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas.Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif IPTEK terhadap kehidupan umat manusia.Perbudakan dan penjajahan di North America, Asia dan Afrika hanya memungkinkan melalui dukungan teknologi. Perkembangannya di Eropa Barat membuahkan revolusi industri yang menindas kelas pekerja dan yang melahirkan komunisme. Produksi weapons of mass destruction, baik kimia, biologi ataupun nuklir tentu saja tidak bisa dipisahkan dari ilmu; belum lagi menyebut kerusakan ekosistem alam akibat dari kemajuan .Kalaupun ilmu pengetahuan dan teknologi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti sinonim dengan kebenaran. Sebab IPTEK hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja tidak mengenal moral kemanusiaan,oleh karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
Dari segala dampak terburuk dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dampak terhadap perilaku dari manusia penciptanya. dan telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap over confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara Barat) terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat sejak lahirnya revolusi industri.Oleh karena itu, dalam menghadapi fenomena ini pemerintah dianggap perlu mengembangkan suatu sistem pendidikan yang berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi tersebut. Tujuannya sangat sederhana, membuat pelajar-pelajar di negeri kita dapat bersaing dan mengejar ketertinggalan dari pelajar di negeri maju tanpa perlu kehilangan nilai-nilai kemanusian dan budaya yang kita miliki. Atau dengan kata lain, peserta didik di jenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi guna menuju masyarakat yang “melek teknologi” yaitu bercirikan mampu mengenal, mengerti, memilih, menggunakan, memelihara, memperbaiki, menilai, menghasilkan produk teknologi sederhana, dan peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan teknologi.
Bahan kajian yang diperuntukkan bagi jenjang pendidikan dasar dapat mencakup ranah teknologi dan masyarakat, produk teknologi, serta perancangan dan pembuatan karya teknologi sederhana. Agar perolehannya bermakna, maka pembelajaran kurikulum pendidikan teknologi hendaknya berintikan pemecahan masalah dengan pendekatan empat pilar belajar, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.
Jika kita mengikuti perkembangan beberapa hal yang banyak disangkutkan dengan kemajuan iptek akhir-akhir ini sedang banyak di perbincangkan oleh media masa salah satunya Research In Motion (RIM) . Selama ini RIM telah melayani pelanggan jutaan BlackBerry dari berbagai negara. Jadi, soal data center ini, RIM lebih memfokuskan soal jaminan koneksi yang andal untuk para pelanggan.
Soal penempatan data center di Indonesia adalah satu dari tujuh poin permintaan pemerintah kepada RIM. Salah satu alasan mengapa Menteri Tifatul menganggap penting penempatan data center BlackBerry di Indonesia adalah agar pemerintah bisa mengawasi lalulintas komunikasi yang berkaitan dengan korupsi dan terorisme. Selama ini, komunikasi lewat jaringan BlackBerry Messenger memang tak terlacak. ini salah satu alasan pemerintah ingin menutup layanan Blackberry di indonesia.!! Jadi terkadang perkembangan iptek tak selamanya terdukung oleh fakta yang ada sebagai pemuda kita hanya bisa memilah dan memilih, dan semua itu tergantung pengguna benar kata Bang NAPI "kejahatan bukan karna ada niat pelakunya tapi karna ada kesempatan," dan jangan salah kan waktu yang bicara kalau saatnya kita merasa kejamnya dunia.!!
0 komentar:
Posting Komentar