Manusia Dalam Hati Nurani
Pernahkah anda membayangkan seseorang manusia menilai hidupnya? Jika ada yang ia ia ingat tentang hidupnya tentunya berupa sesuatu hal “kehidupan yang begitu cepat berlalu”
Namun saat ini semua dicekam oleh kenyataan sosial begitu keras, ketika muda banyak tak pernah terpikirkan bahwa kebeliaan dengan segala gairah akan berlalu dengan cepat.Bila pada usia senja diminta untuk menceritakan kehidupannya? Dan hal itu hanya terangkum dalam hitungan jam yang tersisa mengenai kehidupan Hakikat Manusia,
Seseorang yang tidak begitu bisa memahami aspek kehidupan dengan alur yang buram saya telah menghabiskan hidup mengejar hal yang tidak terimajinasikan, Berawal dari kehidupan sederhana, terlahir 21 desember 1992 sebagai anak laki-laki yang diberikan pertanggung jawabanya.! Desakan ekonomi membuat diriku mesti bjsa menggapai semua impian bocah kecil yang girang tumbuh semakin besar. Mengayam pendidikan disekolah dasar disuatu kota kecil diprovinsi RIAU, menumbuhkan inteligensi tukberfikir akankah waktu ku tak terbuang percuma…??
Tapi ketika kehidupan itu masih bisa kuratapi dengan senyuman, atas kerja keras orang tua dan semangatku suatu hal yang begitu berharga mengingtkanku akan pencapaianku berlanjut di Sekolah Menegah Pertama Muhammadiyah (SMPM) yang satu-satunya dikota kami dengan berasaskan keislaman,hari-hari sebagai seorang pelajar mesti kujalani dengan begitu banyak harapan. Kejayaan itu kudapati walaupun sementara, senyuman kebanggaan sang bunda buatku semakin bersemangat untuk pencapaianku, mengenal waktu yang begitu keras berlalu walau hanya sebagai wakil dari kabupaten di daerahku dan itu sangat berkesan dimata keluarga.
Hari hari semakin tumbuh usia tak dapat berbohong, seorang individu mesti realistis untuk hidupnya.mengayam pendidikan hanya suatu isarat tuk mulai berbenah, melanjutkan pendidikan adalah impian setiap manusia. Saat ku melanjutkan pendidikan di Sekolah Menegah Atas (SMA), seleksi ujian masuk bertepatan dengan meninggalnya sosok sang nenek. Kebimbangan itu berontak akankah pencapaiaan itu akan terbuang percuma ? akhirnya aku lulus seleksi disekolah yang cukup ternama di daerah kami, walaupun mesti mengorbankan ke tidak hadiran ku di proses pemakaman sang nenek.
Dunia pendidikan dimasa SMA membuat ku berubah, Puberitas mengiringi dengan ketidak stabilan interaksi antara manusia dan lingkungan. “Down” kata yang tepat mngambarkan kegagalan akan banyaknya konflik sosial yang semakin sering ku alami. “Akan jadi sosok apakah kamu nak..??” kata itu yang selau dipertanyakan orang tua ku. Saat ku beranjak kedunia universitas dengan banyak kegagalan saat mencoba nasib akankah keberuntungan izinkan aku ke universitas negeri. Tapi semua tak lagi ada harapan, realita manusia zaman sekarang yang identik pencapaian yang mesti didahului dengan materi (uang). sekarang hari hari ku kujalani sendiri, mesti mandiri diminta kepada sosok laki-laki mesti jauh dari keluarga tuk mencoba nasib di ibukota . Tapi aku yakin tuhan masih menyisakan tempat yang terbaik buat ku.
Kuliah di GUNADARMA universitas swasta ternama di negeri ini mungkin saja kan buat ku lebih bisa mengerti hakikat kehidupan itu, suatu hal yang telah diatur oleh tuhan manusia hanya bisa berdoa dan kesabaran untuk pencapaiaan adalah hal yang begitu penting, hanya kita manusia tidak mengetahui kapan Pencapaian itu kan dinikmati.!!!!
0 komentar:
Posting Komentar